Minggu, 27 November 2011

Prinsip Keseimbangan dalam budidaya

Dalam perjalanannya Budidaya Udang mengalami begitu banyak kemajuan dengan bervariasinya sistem budidaya dan beraneka ragamnya SOP (Standart Operation Procedure) yang diterapkan oleh teknisi. Bagusnya SOP yang ada tidak menjamin berhasilnya budidaya, karena banyak “misteri” yang belum mampu diungkap dalam dunia perudangan. Pemakaian Probiotik, penerapan system biosecurity yang ketat, sistem bioflock maupun sistem plankton adalah beberapa sistem yang sering dipakai untuk meningkatkan produksi tetapi tingkat keberhasilannya dalam mengatasi penyakit masih sering “kebobolan”.

Prinsip keseimbangan dalam budidaya udang pada dasarnya adalah mengkondisikan lingkungan pada batas-batas yang bisa ditolelir oleh udang, batas-batas itu adalah standar kualitas air yang layak untuk budidaya. Dengan berjalannya waktu penggunaan pakan dalam budidaya intensif juga mengubah keseimbangan yang sudah terbentuk karena tidak semua pakan dapat dimanfaatkan Udang, sebagian sisa dan sebagian jadi kotoran yang akan membebani lingkungan. Sering terjadi beberapa teknisi menggunakan pakan yang tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan tetapi kurang menyadari adanya prinsip keimbangan yang harus  dipenuhi sehingga kurang memperhitungkan dampak lanjutan dari kelebihan pakan yang memberikan beban terhadap lingkungan.

Pada blog ini penulis mencoba menggali lebih dalam tentang “prinsip keseimbangan” di dalam budidaya Udang dengan harapan semoga uraian ini sedikit mengurai “benang ruwet” yang susah diurai dalam menangani berbagai masalah. Tinjauan ini saya titik beratkan pada lingkungan dimana Udang tinggal yaitu air.
Untuk mendapatkan keseimbangan budidaya saya membagi dalam dua bahasan :
1    .       Menuju keseimbangan
2    .       Mempertahankan keseimbangan

Menuju keimbangan ; merupakan langkah-langkah untuk mendapatkan keseimbangan yang kita inginkan, ini biasanya dilakukan pada awal budidaya (bulan pertama) dengan mengkondisikan lingkungan sesuai standar yang kita tentukan berdasarkan data kualitas air yang kita inginkan dengan melakukan beberapa tindakan, penambahan level air, pemupukan, pemakaian probiotik maupun pengobatan lainnya.

Mempertahankan keseimbangan; merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan dengan mengamati perubahan kualitas air jangan sampai berada diluar standar yang kita tentukan. Perubahan kualitas air ini biasanya terjadi karena pemakaian pakan, penambahan air, pemakaian obat-obatan dan tindakan-tindakan lain yang mengakibatkan perubahan lingkungan yang dihuni Udang sehingga berpengaruh terhadap kesehatan Udang.

Untuk mempertahankan keseimbangan maka dilakukan dengan 2 cara yaitu menambahkan bahan untuk mengurai bahan-bahan yang mengganggu keseimbangan, didalam budidaya Udang sering diistilahkan dengan “limbah tambak”, gas-gas beracun dll. Penambahan bahan ini biasanya dilakukan dengan penambahan Probiotik, pemakaian Kapur dll. Cara yang kedua adalah dengan membuang, bilamana penambahan bahan tidak mampu mengcover besarnya beban lingkungan maka bisa dilakukan dengan membuangnya lewat sipon, ganti air dsb.

Jadi kesimpulannya teknisi sangat berperan dalam menentukan tindakan untuk mempertahankan keseimbangan yang sangat berpengaruh dalam budidaya Udang, mengetahui berapa kemampuan daya dukung lahan, mengetahui standar kualitas air yang layak, menambah bahan (Obat-obatan/Vitamin) ataupun membuang yang tidak diperlukan (Gas-gas beracun/limbah tambak).


Artikel Terkait

1 komentar: